JEMPUTLAH AKU KENIRWANAMU
Dewi Bulan histeris saat purnama Kekasih hatinya mati tanpa tanda dan sapa Ombak bergelung hebat mengikis batu karang Bergejolak tanpa henti seolah mengabarkan duka Dewi Bulan merana meraung sendirian Amarah, luka, kecewa, dan kehilangan menikam perasaan Jutaan bintang siap berlomba untuk menggantikan Namun satupun tak memenangkan Karena kekasihnya adalah muara tiada tara Tak peduli ada ataupun tiada Dewi Bulan tetap mendamba Walau kebahagiaan tak lagi memihaknya Dewi Bulan tak lain adalah aku Seorang gadis nyaris gila ditengah pilu Napasnya menderu namun tatapannya sayu Yang terus berkata "Jemputlah aku kenirwanamu"