Sebuah Pelarian
Maaf lagi dan lagi menulis tentang mu. Karena rasanya sesak ini tak bisa ku sesap sendiri. Dengan resah yang disuguhkan, aku terhenyak. Selama ini yang ku lakukan hanyalah untuk mengusir sepi. Bukan ingin beranjak pergi dari sini. Aku terus berlari berharap rasa ini akan mati. Membuka pintu kepada siapa saja yang ingin bertamu. Tapi sesungguhnya yang ku suguhkan hanyalah sekedar sebuah temu, bukan berniat menyatu. Karena nyatanya, aku masih belum beranjak kemana-mana. Belum ingin menarik jangkar untuk pergi dari lepas pantai. Belum mau berkelana kembali mencari pelabuhan untuk bersandar. Layar ku masih kuncup dan menutup. Aku berharap rasa ini akan mati, tapi rasanya rindu ini semakin naik ke frekuensi tertinggi. -Idl