Rumah yang Ku Mau
Surabaya ku begitu merdu Tetapi Jakarta yang tetap ku mau Dua bulan sudah aku berada di Surabaya. Masih ku coba untuk berdamai dengannya. Sudah mulai terbiasa, tapi terkadang ku rindu rumah dengan suasananya. Hari-hariku berjalan seperti biasa. Tak ada yang menarik, hanya mentari yang terlalu terik. Kuliahku biasa. Ospeknya yang luar biasa. Bagai tiada hari libur dan waktu untuk menghibur. Aku mulai jenuh, kepalaku terasa sangat penuh. Ingin berteriak karena rasanya akan meledak. Mencoba meredam, tapi tak bisa diam. Aku gerah.Akan hal sekecil apapun membuat muka ku memerah. Makanan yang tak cocok dilidah. Harga yang membuat ku pasrah. Atau logat bahasa ku yang dianggap sedang marah-marah. Semuanya serba salah. Titik marah ini membuatku resah dan selalu rindu rumah. Aku ingin pulang dan berhenti berjuang. Tapi setelah semuanya ini begitu sayang. Keluarga ku sudah berkorban, aku hanya harus bertahan. Karena untuk sampai di titik ini tidaklah mudah. Banyak tangis ya